Aku berbisik janji untuk mewujudkan frasa selamanya.
Bagai dua kutub magnet yang saling tarik-menarik, begitulah adanya Kent dan Gloria di awal perjumpaan mereka. Pembawaan diri Kent yang jahil membuatnya jatuh pada pesona Gloria yang penuh ketenangan. Lantas, sejak itu kehidupan perkuliahan mereka diwarnai dengan hari-hari memadu kasih, yang membawa mereka pada momen saat ini.
Alam tanah Sumba yang begitu menakjubkan menjadi satu tujuan bersama untuk mereka bisa nikmati dan tentunya dikenang dari waktu ke waktu di dalam kehidupan mereka nantinya. Oleh karena itu, Kent dan Gloria memilih berekspresi sambil mengeksplorasi keindahan bukit dan pantai di bawah langit pulau yang penuh keajaiban ini.
Berbeda dengan kebanyakan orang yang menikmati senja di tepi pantai, Kent dan Gloria justru memilih mengejar terbitnya sang fajar untuk memuja langit jingga di salah satu sisi timur Nusa Tenggara. Di sana hingga pagi datang, mereka berlarian di luasnya pasir putih, semilir angin yang menerpa mereka redakan dalam hangat peluk satu sama lain.
Meski matahari begitu terik, namun petualangan mereka berlanjut. Panas siang itu mereka lewati dengan menikmati luasnya savana. Warna hijau keemasan dari rerumputan turut menghiasi indahnya potret mereka yang penuh tawa. Gelak canda Kent mampu hadirkan untaian mutiara putih wajah Gloria. Berdua, mereka seakan menjadi anak kecil yang penuh kebebasan dalam jiwanya, saling berlarian dan menjelajah ke segala arah.
Tiba waktunya menjelang penghujung hari, Kent dan Gloria menjajaki kaki di bukit yang hijau beradu dengan tebar cahaya matahari yang sebentar lagi pulang ke peraduan. Mereka menatap jauh ke langit keunguan, sambil tak henti berbagi cerita satu sama lain. Seolah di hari itu, mereka membisikkan janji pada semesta, di kala jari tertaut dan tangan tergenggam, mereka tak akan melepas janji yang diaminkan untuk mewujudkan frasa selamanya.