Kita remaja penuh cerita, yang kelak tumbuh tua penuh rasa
Jika diingat-ingat, mungkin cerita lama hanya akan membuat kita tertawa. Putaran adegan masa lalu yang terlintas di benak Anthony membawanya pada satu titik permulaan, yang menghadirkan Vella di kehidupan dan kesehariannya.
Saat itu, keduanya masih berseragam sekolah. Di lapangan sekolah, di bawah terik mentari, ketidaksengajaan membawa Anthony pada sebuah takdir perjumpaan. Bola kasti yang dilempar ke suatu arah itu mendarat di badan Vella. Dan di sana, akhirnya ia tahu siapa si penggenggam sisi ujung lain dari benang merahnya.
Dari waktu ke waktu semenjak perkenalan yang tidak disengaja itu, keduanya kian dekat. Berdua mereka jalin sebuah pertemanan yang akrab hingga akhirnya persahabatan ini jadi sebuah romansa.
Ketika kini mereka dihadapkan pada sebuah masa depan, keduanya sepakat bahwa bola kasti adalah satu saksi penting untuk uraian cerita mereka. Karena jika bukan karena bola hijau kecil itu, tak akan ada Vella yang menyadari keberadaan Anthony lebih dari sekadar teman SD.
Sejak kanak-kanak, lalu bertambah usia, Anthony dan Vella ialah remaja yang hari-harinya penuh cerita tentang satu sama lain. Dan sejak itu pula, mereka dibawa oleh waktu ke hari ini, ke sebuah ucapan janji dengan tangan yang saling bertaut. Beranjak dewasa diiringi gelak tawa yang semoga selalu bersambut, dan kelak tumbuh menuju hari tua penuh kasih.