







Bersama sakura, cerita kita merekah indah.
Indah perjalanan perdana di Negara Matahari Terbit ingin Aldo dan Janice dokumentasikan sebagai cerita yang penuh makna. Bukan sekadar kunjungan belaka, kali ini mereka ingin petualangan mereka abadi.
Beriring hangat cerah langit hari itu, mereka kembali seperti anak kecil. Tertawa lepas seolah-olah menjadi bebas dan bermain-main bukanlah persoalan yang berarti. Seperti memiliki teman sepermainan selagi masih dini, mengikuti satu sama lain seolah ada magnet yang tak ingin memisahkan keduanya.
Waktu seolah hanya putaran detik yang singkat di kala keduanya mampu menghabiskannya dalam kebersamaan yang tak lekang. Mereka menari-nari di antara rinai sakura, berkejar-kejaran dari lorong ke lorong jalan, mengayun di taman tengah kota, bersepeda ditemani semilir angin, menepi pada jembatan di sisi lainnya.
Aldo dan Janice seakan kembali menghidupi masa remaja di mana keduanya memulai sebuah perkenalan sederhana. Seakan mereka-ulang kisah romansa merupakan hal yang ingin mereka bangun nantinya. Bersama yang penuh keceriaan.
Beralaskan dedaunan yang berserakan, mereka duduk berteman hujan kelopak-kelopak bunga, berdua memandang jauh pada masa depan. Kini, mereka terikat dalam benang merah yang penuh ujian kesetiaan. Namun, dalam risau yang mungkin hadir, tenang akan hadir saat mereka selalu ada untuk satu sama lain.
Aldo merasakan Janice sehangat mentari di kala menyambut heningnya malam, merekam senyumnya dalam ingatan untuk setiap canda yang ia lontarkan. Sedang Janice memaknai kebersamaan dengan Aldo lebih dari sekadar kata-kata. Maka, untuk masa lalu yang pernah mereka rajut bersama, Aldo dan Janice siap menyambut masa yang akan datang. Bersama cantik mekarnya kembang sakura, cerita mereka ‘kan merekah semakin indah.