








Kita ialah upaya bersama untuk ratusan purnama mendatang.
Sekelebat detak nostalgia membawa Idang dan Farah menapaki lagi Amanjiwo, tempat yang pernah mereka singgahi bersama. Tempat yang membawa nuansa nyaman dan aman, sebagaimana rasa yang dimiliki untuk satu sama lain.
Bagi Idang dan Farah, memutar ulang dalam kepala saja sepertinya tak cukup. Mereka memilih menjadikannya gambar itu abadi, dalam putaran ingatan pun dalam putaran waktu. Bersama, mereka kembali ke sana untuk merangkai cerita satu sama lain. Kali ini hanya berdua, demi memulai langkah menapaki garis kehidupan yang entah akan disambut dalam hati keduanya seperti apa. Ketidakpastian masa depan yang coba mereka ukir dengan dua tangan bersama. Akan tetapi, ada satu yang pasti, mereka akan selamanya menjalaninya dalam hening yang terasa nyaman, tawa yang tetap renyah dan nikmat, ceria yang menjelma dari dan untuk masing-masing.
Amanjiwo kini menjadi saksi, tentang bagaimana keduanya menyambut mentari pagi seolah mereka siap mengawali kebersamaan ini. Mereka menikmati waktu yang bergulir hingga rasanya lupa bahwa dunia bukan hanya milik keduanya. Namun, untuk menghadapi dunia, Idang dan Farah tahu, di hari-hari menjelang, di bulan baru dan gerhana mendatang, bergantung pada satu sama lain kini telah menjadi sebuah jawaban. Entah dalam upaya melawan terik mentari ataupun menerjang hujan badai, selama langkah mereka menuju satu mimpi yang sama, semuanya akan menjadi tak apa.
Mereka bagaikan teduh yang memungut serpihan kalut satu sama lain. Rindang yang saling memeluk segala risau. Sejuk yang menampung rintik setiap gundah. Di dalam tangan yang saling menggenggam dan bertaut, keduanya menjadikan rasa-rasa itu sesuatu yang utuh. Dimiliki dan memiliki.
Idang yang mencintai kesederhanaan menemui Farah sebagai perwujudan nyata itu semua. Kehadirannya bagai meraih mimpi dengan segala upaya yang terasa lebih mudah. Bersama, kini Idang dan Farah menggoreskan tinta dalam lembar kehidupan satu sama lain, dan menjelma bagai lukisan upaya yang terakhir untuk ratusan purnama mendatang.
Kredit Musik: Banda Neira – Jadilah Bunga