



Pertemuan kita, hadiah terbaik dari Sang Pencipta.
Dalam kesederhanaan, Kevin dan Elfride duduk dan menghidupi momentum yang mungkin akan segera mereka hadapi di hari-hari mendatang. Menikmati santap siang yang terkesan lebih bermakna di kala mereka berhadapan satu sama lain.
Hening dan sunyi yang melingkupi terasa tak berdaya melawan canda serta tawa yang berhasil mereka gemakan di sudut ruang tempat itu. Elfride dengan gelak dan tingkahnya yang memberi kesan gadis periang seakan menjadi utuh oleh sosok Kevin dengan pembawaan tenangnya. Berdua, mereka menunjukkan bahwa memasuki kehidupan dewasa terasa begitu membahagiakan.
Beriring saksi dua, tiga teguk dari dua cangkir teh hijau, mereka menghayati keberadaan satu sama lain lewat tatapan yang lekat dan senyuman yang hangat. Sebagaimana mereka menjadikan satu sama lain tempat bersandar, begitulah mereka menjadikan momen ini begitu nyata, untuk mereka putar kembali di keseharian mereka nanti.
Bagi Kevin dan Elfride, kehadiran satu sama lain ialah bentuk wujud nyata dari apa yang dinamakan kasih. Penggambaran sebuah rasa sabar yang akan menyapu bersih segala api emosi. Serta perpanjangan tangan dari rasa sayang yang berselimut kedewasaan. Penuh pengertian nan ekspresif.
Untuk itu, satu yang tak pernah Kevin dan Elfride ingkari bahwa pertemuan mereka adalah hadiah terbaik dari Sang Pencipta dan kini, dalam perjalanan bersama selanjutnya mereka siap menerima kejutan-kejutan berharga lainnya.